NAMA : Zulfi Retnaning Utami
NIM : P07124215 040
ADRENALIN
Sampai sekarang adrenalin masih merupakan obat pilihan
untuk mengobati syok anafilaksis.
Obat ini berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah,
menyempitkan pembuluh darah, melebarkan bronkus, dan meningkatkan aktivitas
otot jantung.
Adrenalin selalu akan dapat menimbulkan vasokonstriksi
pembuluh darah arteri dan memicu denyut dan kontraksi jantung sehingga
menimbulkan tekanan darah naik seketika dan berakhir dalam waktu pendek.
1. Indikasi
Untuk
mengobati syok anafilaksis.
Meningkatkan
glikogenolisis di hepar dan otot rangka.
Memacu
pemecahan lemak
Meningkatkan
aktivitas lipase
2. Kontraindikasi
Bekerja
sebagai penghambat pelepasan histamine dan mediator lain.
Menghambat
sekresi insulin
3. Sediaan
1mg/1000ml
4. Dosis
a.
adrenalin intramuscular
Pemberian
secara IM merupakan pilihan pertama dari cara pemberian adrenalin pada penatalaksanaan syok anafilaktik, adrenalin memiliki onset yang cepat setelah
pemberian IM dan pada pasien dalam keadaan syok, absorbsi IM lebih cepat dan
lebih baik dari pada pemberian subcutan. Pasien dengan alergi berat dianjurkan
untuk pemberian sendiri injeksi IM adrenalin. Volume injeksi adrenalin 1:1000
(1mg/ml) untuk injeksi IM pada syok anafilaksis.
Umur
Dibawah 1 tahun = 0.05ml
1 tahun =
0.1ml
2 tahun = 0.2ml
3-4 tahun = 0.3ml
5 tahun = 0.4ml
6-12 tahun = 0.5ml
Dewasa = 0.5-1ml
Dosis diatas dapat diulangi tiap 10 menit, menurut
tekanan darah dan nadi sampai perbaikan terjadi.
b.
adrenalin intravena
pada saat pasien tampak sangat kesakitan dan benar-benar
diragukan kemampuan sirkulasi dan absorbsi injeksi IM, adrenalin mungkin
diberikan dalam injeksi intravena lambat dengan dosis 500mcg (5ml dari pengenceran
injeksi adrenalin 1:1000) diberikan dengan kecepatan 100mcg/menit dan
dihentikan jika respon dapat dipertahankan.
Pada anak-anak dapat diberikan dosis 10mcg/kgBB
(0.1ml/kgBB dari pengenceran injeksi adrenalin 1:1000) dengan injeksi intravena
lambat selama bebrapa menit.
c.
pemberian sendiri adrenalin
individu yang memiliki resiko tinggi untuk mengalami
syok anafilaksis perlu membawa adrenalin setiap waktu dan selanjutnya perlu
daijarkan bagaimana menyuntikkannya. Pada kemasan perlu diberi label, agar bila
sewaktu-waktu colaps orang lain dapat menginjeksikannya dan merujuk orang
tersebut untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
5. Efek Samping
Pada
saluran nafas adrenalin mempunyai efek bronkodilatasi. Adrenalin memiliki efek
mengurangi kongesti mukosa dan dapat memperkuat efek pelebaran saluran nafas.
Efek
samping dari adrenalin adalah Distrimia
ventrikel, angina pectoris, nyeri kepala, tremor, pengeluaran urine berkurang,
serta ketakutan,
6. Nama Dagang
a.
katekolamine (merupakan simpatomimetik amin yang mengandung dua gugus-OH pada
tempat 3 dan 4 cincin benzene). Contoh: Dopamin, Ephinephrine
b.
non katekolamine (simpatomimetik amin yang mengandung 2 gugus=OH pada inti
benzene). Contoh: Amphetamine, Metamphetamine
7. Kemasan
Ampul
1ml