NAMA : Monica muaslimah
NIM : P07124215017
KELAS : D IV Kebidanan
Reg A
FUROSEMID
A. Indikasi:
Udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada udem
pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis yang kuat
dan cepat.
Peringatan:
Hipotensi, pasien dengan risiko penurunan tekanan darah, diabetes melitus,
gout, sindrom hepatorenal, hipoproteinemia, bayi prematur.
B.
Kontraindikasi:
Gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik, defisiensi elektrolit,
hipovolemia, hipersensitivitas, pederita
yang sedang hamil karena dapat memberikan efek buruk pada janin.
C.
Sub kelas: diuretik
Nama
generik: furosemid
Sediaan:
1.
Tab 40 mg
2.
Inj 10 mg/ mL (i.v/ i.m)
Peresepan
maksimal: 30 tab/ bulan
sub kelas
terapi: obat untuk gagal jantung
Nama generik:
furosemid
Sediaan:
1.
Tab 40 mg
2.
Inj 10 mg/ mL (i.v/ i.m)
Peresepan
maksimal: 120 tab/ bulan
D.
Dosis:
Oral: Udem. Dewasa,
dosis awal 40 mg pada pagi hari, penunjang 20-40 mg sehari, tingkatkan sampai
80 mg sehari pada udem yang resistensi. Anak, 1-3 mg/kg BB sehari,
maksimal 40 mg sehari. Oliguria. Dosis awal 250 mg sehari. Jika
diperlukan dosis lebih besar, tingkatkan bertahap dengan 250 mg, dapat
diberikan setiap 4-6 jam sampai maksimal dosis tunggal 2 g (jarang digunakan).
Injeksi
intravena atau intramuskular: Udem. Dewasa >15 tahun, dosis awal 20-40 mg,
dosis dapat ditingkatkan sebesar 20 mg tiap interval 2 jam hingga efek
tercapai. Dosis individual diberikan 1-2 kali sehari. Pemberian
injeksi intravena harus perlahan dengan kecepatan tidak melebihi 4 mg/menit.
Pemberian secara intramuskular hanya dilakukan bila pemberian oral dan
intravena tidak memungkinkan. Intramuskular tidak untuk kondisi akut seperti
udem pulmonari. Udem pulmonari akut. Dosis awal 40 mg secara intravena.
Jika tidak mendapatkan respons yang diharapkan selama 1 jam, dosis dapat
ditingkatkan hingga 80 mg secara intravena lambat. Udem otak. Injeksi
intravena 20-40 mg 3 kali sehari. Diuresis mendesak.Dosis 20-40 mg
diberikan bersama infus cairan elektrolit. Bayi dan anak <15 tahun,
pemberian secara parenteral hanya dilakukan bila keadaan mendesak atau
mengancam jiwa (1 mg/kg BB hingga maksimum 20 mg/hari).
E.
Efek Samping:
sangat umum: gangguan
elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin darah. Umum:
hemokonsentrasi, hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, peningkatan
kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout, enselopati hepatik pada
pasien dengan penurunan fungsi hati, peningkatan volume urin. Tidak umum:
trombositopenia, reaksi alergi pada kulit dan membran mukus, penurunan
toleransi glukosa dan hiperglikemia, gangguan pendengaran, mual, pruritus,
urtikaria, ruam, dermatitis bulosa, eritema multiformis, pemfigoid, dermatitis
eksfoliatif, purpura, fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia, leukositopenia,
anafilaksis berat dan reaksi anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah,
diare, nefritis tubulointerstisial, demam. Sangat jarang: anemia
hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, tinnitus, pankreatitis akut,
kolestasis intrahepatik, peningkatan transaminase. Tidak diketahui
frekuensinya: hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis metabolik, trombosis,
sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, pustulosis
eksantema generalisata akut (Acute Generalized Exanthematous Pustulosis/AGEP),
reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (Drug Reaction with
Eosinophilia and Systemic Symptom/DRESS), peningkatan natrium urin,
peningkatan klorida urin, peningkatan urea darah, gejala gangguan fungsi
mikturisi, nefrokalsinosis dan/atau nefrolitiasis pada bayi prematur, gagal
ginjal, peningkatan risiko persistent ductus arteriosus pada bayi
prematur usia seminggu, nyeri lokal pada area injeksi.
F.
Nama dagang

G.
Kemasan
1.
Tablet
2.
Ampul ( injeksi
)
H.
Gambar



Sumber :