NIM: P07124215010
CHLORTALIDONE
A.
Definisi
Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan
laju pembentukan urin. Ada 5 jenis obat diuretik yaitu: diuretik osmotik,
inhibitor karbonik anhidrase, loop diuretik (diuretik kuat), tiazid dan
diuretik hemat kalium (potassium sparing diuretik).
Chlorthalidone adalah salah
satu contoh obat dari penggolongan jenis obat diuretik yaitu Tiazid. Tiazid
diekskresi oleh tubulus proksimal namun baru bekerja di tubulus kontortus
distal. Ia bekerja dengan menghambat simporter Na dan Cl dari lumen ke tubular.
Pada keadaan normal, simporter ini berfungsi membawa Na dan Cl dari lumen ke
sel epitel tubulus.
B.
Contoh Obat Tiazid (Chlorthalidone)
Merupakan obat jenis thiazide diuretic (water pill)
yang membantu mencegah tubuh dari penyerapan garam yang berlebihan, yang bisa
menyebabkan fluid retention (edema).
1.
Indikasi:
Untuk mengobati fluid
retention (edema) pada penderita gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati,
gangguan ginjal, atau edema yang disebabkan oleh penggunaan steroid dan
estrogen. Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
2.
Kontraindikasi:
-
Ketiadaan air
kencing (anuria).
-
Masalah
kegagalan buah pinggang dan hati yang serius.
-
Reaksi
hipersenstivitas pada chlorthalidone dan sulfonamide.
-
Ketidakseimbangan
garam mineral di dalam darah seperti hypokalaemia, hyponatraemia, dan
hypercalcaemia.
-
Hyperuricaemia
seperti penyakit gout.
-
Hipertensi masa
kehamilan.
Instruksi khusus:
-
Jangan gunakan
thiazide jika GFR (Glomerular Filtration Rate) kurang dari 30 ml/menit kecuali
digunakan secara sinergis dengan loop
diuretics.
-
Hindari pada
pasien yang memiliki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit atau pada mereka
yang beresiko mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (misal
orangtua), pasien dengan cirrhosis hati
lebih mungkin mengembangkan hypokalemia dan pasien dengan gagal jantung akut
lebih mungkin menderita hiponatremia, gunakan dengan hati-hati pada pasien yang
diduga mengalami encok dan diabetes mellitus.
-
Awasi pasien
untuk tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3.
Sediaan: tablet
4.
Dosis:
25 – 100 mg melalui
mulut (per oral), 1 kali sehari. Dosis maksimum: 200 mg/hari.
Edema à hingga 50 mg sehari selama periode terbatas.
Hipertensi à 25 mg pada pagi hari, jika perlu tingkatkan sampai
50 mg.
5.
Efek samping:
-
Efek endokrin
dan metabolic (hiperuricemia dan bisa menyebabkan encok pada beberapa pasien,
hypochloremic alkalosis, hiponatremia, hypokalemia, hipomagnesemia,
hiperglikemia, dan glikosuria pada penderita diabetes mellitus atau pasien
rentan lainnya); efek GI (iritasi GI, N/V, konstipasi, anoreksia, diare); efek
CNS (sakit kepala, kepeningan); efek lainnya (reaksi fotosensitivitas,
hipotensi postural, impotensi, reaksi hipersensitivitas).
-
Tanda-tanda
ketidakseimbangan elektrolit: sakit kepala, kram otot, mulut kering, hipotensi,
kehausan, kelelahan, mengantuk, dsb.
6.
Nama dagang di
pasaran:
-
Hygroton®
(Novartis Indonesia).
-
Tenoret 50®.
7.
Kemasan:
-
Hygroton®:
tablet 50 mg x 5 x 10.
-
Tenoret 50®: 14
tablet (komposisi atenolol 50 mg, chlortalidone 12,5 mg).
C.
Gambar
Sumber :
m.detik.com
www.healthmasa.com